Segala puji bagi Allah shalawat serta
salam
semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat serta
para
pengikutnya yang
berimam. Amma ba’du.
TAHUN
BARU HIJRIYAH & HARROM
Kaum muslimin
rohimakumullah……
Tidak
terasa kita sudah meninggalkan
tahun 1432
Hijriyah dan memasuki tahun baru hijriyah 1433 satu hari telah
terlewati seakan tidak terasa, waktu berjalan dengan cepat, hari
berganti hari, pekan, bulan, dan tahun berlalu silih berganti seiring dengan
bergantinya siang dan malam…
Sebagian besar kaum muslimin telah merayakan tahun baru islam ini
dengan penuh kebahagiaan sekalipun dalam ajaran Islam tidak ada anjuran untuk harus merayakan peristiwa
pergantian tahun Islam ini,
namun telah menjadi suatu kebiasaan
bagi kaum muslimin untuk saling mengucapkan selamat satu sama lain atau bertukar ucapan dan doa.
Kita sebagai ummat
islam harus tau bagaimana kedudukan
ucapan selamat tahun baru hijriyah dari sisi syar’i khususnya bagi
kaum musliminn yang telah merayakan.
Bagaimana
sebenarnya hukum mengucapkan Selamat di tahun baru hijriyah????
Suatu
ketika Syeikh Ibnu Utsaimin pernah ditanya oleh seseorang mengenai ucapan selamat tahun baru Islam ini : “Syeikh… bagaimana sebenarnya hukum ucapan selamat tahun baru hijriyah dan apa kewajiban kita terhadap orang yang mengucapkan selamat kepada
kita?”, kemudian beliau
menjawab “Jika ada
salah seseorang mengucapkan
selamat kepadamu maka jawablah, tapi kamu jangan memulainya terlebih dahulu karena saya tidak mengetahui adanya
riwayat dari para salaful shalih bahwa mereka dahulu mengucapkan selamat tahun
baru hijriyah, bahkan ketahuilah bahwa para ulama’ salaf belum menjadikan bulan Muharram
sebagai awal tahun baru kecuali pada masa khilafah Umar bin Khattab radhiyallahu anhu.
Misalnya: Seandainya ada orang yang
mengucapkan selamat kepadamu, “Selamat tahun Baru hijriyah”, maka dijawab “semoga Allah mengucapkan selamat kebaikan
untukmu dan menjadikannya tahun yang penuh dengan keberkahan dan kemuliaan”.
Dan juga Syeikh Shalih Al-Fauzan pernah ditanya:
Syeikh.. Kebanyakan manusia saling bertukar ucapan selamat tahun baru hijriyah, maka apa hukum ucapan selamat atas kedatangannya?. Salah satu diantara ucapan mereka: ”Semoga tahun ini menjadikan kalian tahun yang penuh dengan kebaikan. Trus apakah ini disyariatkan?
Syeikh.. Kebanyakan manusia saling bertukar ucapan selamat tahun baru hijriyah, maka apa hukum ucapan selamat atas kedatangannya?. Salah satu diantara ucapan mereka: ”Semoga tahun ini menjadikan kalian tahun yang penuh dengan kebaikan. Trus apakah ini disyariatkan?
Kemudian di jawab : “ini adalah bid’ah, ini bid’ah. Dan menyerupai ucapan selamat orang-orang
Nasrani dengan tahun baru masehinya, ini adalah sesuatu
yang tidak pernah dilakukan para ulama’ salaf, dan juga tahun baru hijriyah adalah istilah para sahabat radhiyallahu
anhum untuk penaggalan muamalat dan mengatur muamalat saja. mereka tidak menganggapnya hari raya dan
mereka tidak mengucapkan
selamat atasnya ini tidak ada
dasarnya.
KESIMPULAN ;
Jadi Kesimpulan dari beberapa cerita di atas dapat dipahami bahwa para ulama sebagian membolehkan menjawab ucapan selamat saja tidak
untuk memulainya, namun kita tidak menganggapnya perkara bid’ah yang besar
karena hal itu lebih kepada adat kebiasaan bukan diyakini sebagai ibadah yang
disyariatkan.
Tapi sebaiknya kita menjelaskan kepada umat bahwa hal itu tidak ada
dasarnya sehingga mereka tidak berlebih-lebihan dalam ucapan selamat, karena
kuatir terjatuh dalam perkara bid’ah dan menyerupai kaum nasrani sebagaimana
fatwa Syeikh Shalih Al-Fauzan hafidohullah.
NAMUN INGAT “kita tidak disyariatkan untuk merayakannya seperti kita merayakan
hari-hari raya karena perayaan sebagai bentuk ibadah”.
Hadirin yang dimuliakan Allah…
Apa
sebenarnya makna tahun baru hijriyah/muharrom???
Saat ini masyarakat masih
banyak yang tidak mengerti tentang makna dari bulan-bulan islam seperti nama bulan Arab Muharram, Shafar,
Rabi’ul-awwal, Rabi’ul-akhir, Jumadil-awwal, Jumadil-akhir, Rajab, Sya’ban,
Ramadhan, Syawal, Zulqa’edah, dan Zulhijjah kini sudah saatnya kita sosialisasikan, sehingga generasi muda Islam negeri
ini husunya
dapat memaknainya dalam kehidupan.
Manakala kontribusi pemikiran dapat dikembangkan dan diimplementasikan dalam kehidupan,
tentu lebih makna dibanding memberi informasi pro-kontra yang sulit dipahami masyarakat. Makna seperti ini
sejatinya menjadi perhatian ulama’ dan pakar Islam
Indonesia.
Bulan muharram berasal dari kata “harroma” yang
mengalami perubahan bentuk yaitu “harroma yuharrimu-tahriiman-muharroman“. Bentuk
“muharroman”
berarti yang
diharamkan. Dalam artian diharamkan oleh
Allah mengadakan peperangan atau pertumpahan darah. Dan juga “muharroman”
mempunyai arti dimulyakan, jadi kesimpulannya bahwa bulan ini adalah bulan yang
dimulyakan oleh Allah sehingga diharamkan ada pertumpahan darah atau
peperangan.
Bulan muharrom, yang
merupakan bulan pertama dalam Kalender Hijriyah, termasuk diantara bulan-bulan
yang dimuliakan (al Asy- hurul Hurum). Sebagaimana firman Allah dalam
Al-Qur’an Surat At-Taubah ayat 36 yang berbunyi:
"Sesungguhnya bilangan
bulan di sisi Allah dua belas bulan,
dalam ketetapan Allah diwaktu
Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya
terdapat empat bulan
haram." (Q.S. at Taubah :36)
Dalam
hadits yang dari shahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW juga bersabda
:
“Sesungguhnya zaman
itu berputar sebagaiman bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan
bumi. Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang
dihormati : 3 bulan berturut-turut; Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharrom dan Rojab, yang terdapat diantara
bulan Jumada tsaniah
dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pada keempat bulan ini Allah melarang kaum muslimin untuk
berperang. Dalam penafsiran lain adalah larangan untuk berbuat maksiat dan
dosa. Namun bukan berarti berbuat maksiat dan dosa boleh dilakukan pada
bulan-bulan yang lain.
Bulan Muharram juga merupakan
suatu bulan yang disebut sebagai “syahrullah” (Bulan Allah) sebagaimana yang
disampaikan Rasulullah SAW, dalam sebuah hadis. Hal ini bermakna bulan ini
memiliki keutamaan khusus karena disandingkan dengan lafdzul Jalalah (lafadz
Allah). Para Ulama menyatakan bahwa penyandingan sesuatu pada yang lafdzul
Jalalah memiliki makna tasyrif (pemuliaan), sebagaimana istilah baitullah,
Rasulullah, Syaifullah dan sebagainya.
Rasulullah bersabda : “Puasa
yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bula Allah (yaitu) Muharram.
Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”.
(H.R. Muslim)
Maka kembali pada permasalahan
yang telah dibahas sebelumnya, hal tersebut bermakna pengharaman
perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah memiliki tekanan khusus untuk dihindari
pada bulan ini.
Jika kita bicara tentang Muharram pasti tidak akan lepas dari peristiwa
Hijrah-nya Nabi kita
nabi besar Muhammad SAW beserta para
sahabatnya dan pengikutnya dari Makkah ke Madinah
pada tahun 622 M
yang saat ini sudah berusia 1433 tahun.
Sebelum
melakukan hijrah, Rasulullah SAW mengkaji dan mempelajari langkah
diplomasi. Yang menurut sejarah terjadi tiga hijrah pada masa itu. Pertama
hijrah Rasulullah sendiri, kedua para sahabat, dan ketiga
Rasulullah dan sahabat,”.
Dilihat dari sudut pandang hijrah itu sendiri tidak
semuanya berjalan mulus atau sukses. Hijrah yang dilakukan Rasulullah sendiri
kurang mendapat perhatian, demikian juga perjalanan hijrah yang dilakukan para
sahabat ke wilayah Spayol tidak bertahan lama sebagaimana diharapkan.
Yaitu sebuah peristiwa yang patut dikenang dan bisa menjadi motivasi spiritual
bagi kita semua karena di dalamnya terkandung makna
keteladanan.
----- Bersumber dari berbagai buku-buku
Islam……….
Wallahu a’lam. . . . .
Semoga bermanfaat bagi kita
semua
---Moh. Sholihin Adz---
0 comments:
Post a Comment